
Pelarian….
Entah ada berapa banyak goresan di tangan dan tubuhnya. Ia tak mampu menghitungnya.
Sunyi. Sepi. Sendiri. Aku terbangun untuk kesekian kalinya hanya untuk menemukan diriku dalam kesendirian. Perjalanan yang seharusnya cepat ini ternyata tak secepat itu.
Tatapan tajam dari sudut jalan itu menyapu semua yang lalu lalang di depannya. Berbulan-bulan sudah gadis itu terpekur di sudut jalan di kafe yang sama, terpekur menatap lalu lalang mereka yang lewat.
Dalam diam perempuan itu menatap senja… menikmati sang surya yang perlahan kembali ke peraduannya. Menyembunyikan terang dibalik kelamnya malam. Menyisakan secercah cahaya yang hadir dari sang rembulan.
Pelan gadis itu menyeruput minuman yang ada di hadapannya. Tempat itu masih saja sepi seperti hari-hari sebelumnya. Tapi akan segera ramai dalam beberapa jam lagi. Dari sudut yang sama, ia menikmati harinya ….
Lambat ia berjalan. Dan di sudut jalan ia melihat sosok seseorang yang tersenyum lembut. Sosok yang sama yang ia temui ketika ia terluka. Dan sama seperti sebelumnya pribadi yang sering hadir dalam hidupnya itu tersenyum lembut dan memeluk dirinya.
Indonesia ini kaya cerita, suatu waktu di Dayak Benoaq ada kisah tentang seorang pemuda bernama Kilip yang hobi bermain musik. Karena musiknya inilah ia kemudian bisa mencegah terjadinya gerhana Bulan dan mempertemukan dirinya dengan Putri Bulan.
Tak terasa waktu begitu cepat bergulir. Empat tahun sudah saya bermain-main dalam dunia blog. Menjadi blogger bukanlah sesuatu yang pernah terpikirkan oleh saya. Apalagi menjadikan dunia blog sebagai media yang serius dalam pekerjaan. Namun tak bisa dipungkiri keisengan yang tidak bisa dibilang keisengan inilah yang membawa saya bertualang.
Fragmen itu tak pernah pupus, hadir di antara hari-hari yang dijalani. Belasan tahun sudah perjalanan ini begitu menyakitkan. Melangkah di antara kerikil tajam… tersandung dan tergelincir masuk dalam rawa yang menakutkan, tenggelam dalam lautan tak berbatas…